Cara Memasak Pare Si Pahit Lezat Kaya Manfaat
Paria alias pare, adalah salah satu favorit kami berdua, saya dan suami. Dimasak minimalis saja, oseng bersama bawang putih, bawang merah cabai, ditambah sedikit teri sebagai penyedap rasa alami. Hmmm… endesss…. Enak pedess. Kalau sudah makan dengan sayur ini, jadi tak terasa sudah menyentong nasi berkali-kali. Ha…ha…. Enaknya bikin ketagihan!
Awalnya saya tak suka sayur ini. Pahit gak kira-kira, sih! Seorang teman waktu kost, menyarankan untuk meremas-remas dahulu paria yang sudah diiris dengan ditambah garam. Sudah, saya coba dan saya tetap tak dapat mentolerir rasa pahitnya.
Cara Memasak Paria
Entah kenapa beberapa waktu lalu, saat saya mencoba memasaknya, ternyata saya dan juga suami jadi suka rasanya. Apalagi ketika kemudian mendapat guidelines dari seorang teman blogger (Mak Irowati) bahwa memasak paria sebaiknya tanpa diremas garam, sayang khasiatnya bisa berkurang. Lalu bagaimana mengurangi rasa pahitnya yang level 10? Ha..ha…
Mak Irowati menyarankan cara ini:
• Cuci bersih pare dalam keadaan utuh
• Tiriskan, bisa juga di-lap
• Belah memanjang, keluarkan bijinya
• Iris sesuai selera dan siap di masak
• Ketika di masak, misalkan di oseng, jangan tambahkan air
• Jika ingin menambahkan sedikit air, lakukan ketika paria sudah cukup layu atau hampir matang.
Selain dengan cara di atas, sebenarnya paria juga lezat disantap mentah. Menurut saya, dalam bentuk mentahnya, rasa pahit paria justru tidak dominan. Yang lumayan tercium adalah aroma langunya. Jadi bisa disiasati dengan mencampur dengan bahan lain yang beraroma segar, untuk mengkamuflase langu si paria mentah.
Bagaimana menyajikannya? Tergantung selera saja. Kalau saya biasanya dilalap mentah dengan campuran toge mentah, ketimun dan daun kemangi. Makannya bersama sambal mentah pula yang dikucuri jeruk sambal. Hmmm…. Segerr….
Mencampurkan pare dengan bahan lain yang lebih netral, juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi dominansi rasa pahitnya. Maka, saya terkadang mencampurnya dengan tempe yang diiris halus. Buat Anda yang masih baru “belajar” makan pare, mungkin persentase parenya kecil dulu, lebih banyak bahan lainnya. Lalu bisa Anda tingkatkan pelan-pelan, sampai Anda dapat mentolerir rasa pahitnya.
Oh ya, mungkin Anda juga masih ragu menyantap si pahit ini, baiknya kenali yuk khasiatnya. Paling tidak, jika Anda tahu dahsyat khasiatnya, Anda akan bersemangat untuk mencoba menerima rasanya dan berdamai dengan pahit stage 10- nya. He..he…
Khasiat paria
Jujur, saya –baru juga baru ini aja tahu khasiat pare. Awalnya mengenalnya sebagai salah satu antikanker dari sebuah weblog luar negeri. Ternyata setelah shopping ada juga beberapa manfaat lain, seperti menurunkan berat badan. Nah, sebenarnya ini tanda tanya buat saya, karena kalau saya makan pare, makan nasinya jadi banyak. Padahal biasanya saya makan dengan nasi yang sangat sedikit atau bahkan tanpa nasi.
Khasiat paria yang lain adalah: melancarkan pencernaan, menurunkan kadar gula darah dan mengatasi asma. Nah, teman yang belum pernah mencoba, silahkan coba ya. Dengan melakukan Cara Memasak Paria seperti di atas, insyaa Allah rasa pahitnya sedikit terkamuflase. Slamat mencoba…
Awalnya saya tak suka sayur ini. Pahit gak kira-kira, sih! Seorang teman waktu kost, menyarankan untuk meremas-remas dahulu paria yang sudah diiris dengan ditambah garam. Sudah, saya coba dan saya tetap tak dapat mentolerir rasa pahitnya.
Cara Memasak Paria
Entah kenapa beberapa waktu lalu, saat saya mencoba memasaknya, ternyata saya dan juga suami jadi suka rasanya. Apalagi ketika kemudian mendapat guidelines dari seorang teman blogger (Mak Irowati) bahwa memasak paria sebaiknya tanpa diremas garam, sayang khasiatnya bisa berkurang. Lalu bagaimana mengurangi rasa pahitnya yang level 10? Ha..ha…
Mak Irowati menyarankan cara ini:
• Cuci bersih pare dalam keadaan utuh
• Tiriskan, bisa juga di-lap
• Belah memanjang, keluarkan bijinya
• Iris sesuai selera dan siap di masak
• Ketika di masak, misalkan di oseng, jangan tambahkan air
• Jika ingin menambahkan sedikit air, lakukan ketika paria sudah cukup layu atau hampir matang.
Selain dengan cara di atas, sebenarnya paria juga lezat disantap mentah. Menurut saya, dalam bentuk mentahnya, rasa pahit paria justru tidak dominan. Yang lumayan tercium adalah aroma langunya. Jadi bisa disiasati dengan mencampur dengan bahan lain yang beraroma segar, untuk mengkamuflase langu si paria mentah.
Bagaimana menyajikannya? Tergantung selera saja. Kalau saya biasanya dilalap mentah dengan campuran toge mentah, ketimun dan daun kemangi. Makannya bersama sambal mentah pula yang dikucuri jeruk sambal. Hmmm…. Segerr….
Mencampurkan pare dengan bahan lain yang lebih netral, juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi dominansi rasa pahitnya. Maka, saya terkadang mencampurnya dengan tempe yang diiris halus. Buat Anda yang masih baru “belajar” makan pare, mungkin persentase parenya kecil dulu, lebih banyak bahan lainnya. Lalu bisa Anda tingkatkan pelan-pelan, sampai Anda dapat mentolerir rasa pahitnya.
Oh ya, mungkin Anda juga masih ragu menyantap si pahit ini, baiknya kenali yuk khasiatnya. Paling tidak, jika Anda tahu dahsyat khasiatnya, Anda akan bersemangat untuk mencoba menerima rasanya dan berdamai dengan pahit stage 10- nya. He..he…
Khasiat paria
Jujur, saya –baru juga baru ini aja tahu khasiat pare. Awalnya mengenalnya sebagai salah satu antikanker dari sebuah weblog luar negeri. Ternyata setelah shopping ada juga beberapa manfaat lain, seperti menurunkan berat badan. Nah, sebenarnya ini tanda tanya buat saya, karena kalau saya makan pare, makan nasinya jadi banyak. Padahal biasanya saya makan dengan nasi yang sangat sedikit atau bahkan tanpa nasi.
Khasiat paria yang lain adalah: melancarkan pencernaan, menurunkan kadar gula darah dan mengatasi asma. Nah, teman yang belum pernah mencoba, silahkan coba ya. Dengan melakukan Cara Memasak Paria seperti di atas, insyaa Allah rasa pahitnya sedikit terkamuflase. Slamat mencoba…
Komentar
Posting Komentar